Ayo, Kenali Grief (Duka) & Tahapannya
Apa itu Grief?
Grief adalah penderitaan yang dialami setelah kehilangan yang sangat besar, biasanya kematian orang yang dicintai. Grief sering kali mencakup tekanan fisiologis, kecemasan akan perpisahan, kebingungan, kerinduan, obsesif memikirkan masa lalu, dan kekhawatiran tentang masa depan. Grief juga bisa berupa penyesalan atas sesuatu yang hilang, penyesalan atas sesuatu yang telah dilakukan, atau kesedihan atas kecelakaan yang menimpa diri sendiri.
Tahapan Grief
Menurut Sanders (1989), ada lima tahap yang berbeda pada saat berduka. Tahap ini tidak harus berawal dari satu titik dan tidak harus melewati setiap proses secara berurutan. Individu bisa saja mengalami tahap pertama, kemudian langsung mengalami tahap keempat tanpa harus menjalani tahap kedua dan ketiga. Individu juga bisa mengalami satu tahap lebih dari satu kali. Tidak harus semua simptom dari tahap tertentu dialami oleh individu, tetapi bisa saja hanya sebagian dari simptom tersebut. Simptom dan intensitas grief pun berbeda-beda pada setiap orang. Berikut lima tahapan grief :
Tahap 1 - Shock
Tahap ini merupakan tahap yang dialami individu ketika mengalami perubahan fungsi fisiologis dan psikologis secara tidak disadari. Shock secara umum digunakan untuk menggambarkan sejumlah trauma yang derita. Secara alami, trauma ini bergantung pada banyak hal, seperti bagaimana, kapan, dan di mana kematian itu terjadi. Jika kematian digambarkan terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba maka shock yang dialami oleh anggota keluarga mungkin akan lebih kuat. Kondisi dimana kematian terjadi akan mempengaruhi tingkat keparahan dan panjangnya waktu yang dibutuhkan pada tahap shock. Tahap shock memiliki beberapa karakteristik umum yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Mengalami perasaan seperti perasaan takut bahkan kadang-kadang bisa menjadi panik.
Ketidakpercayaan akan kehilangan, dimana hal ini bertindak sebagai pertahanan diri untuk proses kehilangan.
Merasa kebingungan, tidak bisa mengingat apapun, sulit berkonsentrasi, dan merasa sulit untuk mengambil keputusan.
Merasa resah, gelisah, dan berjalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas.
Merasa bahwa keadaan yang dialami bukanlah suatu hal yang nyata.
Tahap 2 - Awareness of Loss
Tahap kedua ini ditandai dengan emosi yang tidak menentu setiap harinya. Saat bangun pagi individu merasa cemas dan merasa takut saat akan beranjak dari tempat tidur. Individu mengalami kecemasan yang berlebihan karena kehilangan orang yang begitu dekat. Beberapa karakteristik dari tahap ini, yaitu :
Merasa takut akan bahaya, merasa tidak aman, dan terjadi pergolakan batin dalam diri.
Merasa tidak rela akan kehilangan orang yang dicintai.
Sering marah tanpa alasan yang jelas.
Sering menangis, berteriak, ataupun memilih untuk menahan kesedihannya.
Tahap 3 - Withdrawal
Tahap ini adalah tahap dimana individu lebih suka menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Individu akan merasa sangat kelelahan dan memerlukan istirahat, serta pemulihan kembali. Berikut adalah karakteristik dari tahap ini :
Lebih suka menyendiri serta menjauh dari teman-teman untuk dapat berpikir dan beristirahat.
Merasa kehilangan harapan dan putus asa karena menginginkan orang yang dicintainya dapat kembali seperti semula atau sebelumnya.
Merasa membutuhkan dukungan sosial sebanyak mungkin.
Merasa membutuhkan pertolongan karena merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali.
Tahap 4 - Healing
Pada tahap ini, individu mulai mencoba keluar dari grief yang dialami. Beberapa karakteristiknya, yaitu :
Dapat melakukan lebih banyak kegiatan dan tidak mudah lelah seperti yang dialami sebelumnya.
Mulai dapat mengendalikan dirinya kembali dan membuat perubahan secara drastis terhadap dirinya.
Merasa takut untuk mengambil keputusan, terutama yang dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk.
Merasa mampu untuk menerima tanggung jawab baru dan menjalani hidup yang berbeda.
Mulai mencari pusat stabilitas diri untuk membuat keputusan terhadap dirinya sendiri.
Tahap 5 - Renewal
Pada tahap ini, individu mulai beradaptasi, menerima, dan belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang dicintai yang sudah meninggal dunia. Karakteristik pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
Terjadi proses transisi yang membawa individu dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
Dapat bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup dan nasibnya sendiri.
Jika anda merasa membutuhkan pertolongan karena merasa tidak berdaya akan kehilangan orang yang sangat berharga dalam hidup anda, segera hubungi konselor spesialis Selalu Ada Harapan melalui bit.ly/pusatkonselingspesialis
Ditulis oleh Elyshianna Suganda, S.Psi
Referensi:
https://www.apa.org/topics/grief
https://www.counseling.org/docs/default-source/vistas/Metatheory_of_Grief.pdf
Sanders, C. M. (1989). Grief: The Mourning After. New York, NY: Basic Books