Apa itu Depresi?

Apa itu Depresi?

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang umum. Depresi melibatkan suasana hati yang tertekan atau kehilangan kesenangan atau minat dalam aktivitas untuk jangka waktu yang lama. Depresi berbeda dengan perubahan suasana hati dan perubahan perasaan mengenai kehidupan sehari-hari. Depresi dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas.

Source: https://ugm.ac.id/en/news/indonesian-health-ministry-reveals-increase-in-suicide-cases-to-826/

Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Sekitar 280.000.000 orang di dunia mengalami depresi. Sekitar 50% kasus depresi terjadi pada wanita dibandingkan pria. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19.000.000 penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12.000.000 penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Gejala-Gejala Depresi

Gejala depresi dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat mencakup:

  • Merasa sedih atau mengalami suasana hati tertekan

  • Hilangnya minat atau kesenangan pada aktivitas yang pernah dinikmati

  • Perubahan nafsu makan baik penurunan ataupun penambahan berat badan yang tidak berhubungan dengan diet

  • Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak

  • Kehilangan energi atau peningkatan kelelahan

  • Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, ketidakmampuan untuk duduk diam, berjalan mondar-mandir, meremas-remas tangan) atau gerakan atau ucapan yang melambat (tindakan ini harus cukup parah agar dapat diamati oleh orang lain)

  • Merasa tidak berharga atau bersalah

  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau mengambil keputusan

  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Gejala-gejala di atas harus berlangsung setidaknya selama dua minggu dan harus menunjukkan perubahan pada fungsional diri. 

Faktor Risiko Depresi

Beberapa faktor dapat berperan dalam depresi:

  • Biokimia: Perbedaan bahan kimia tertentu di otak dapat menyebabkan gejala depresi.

  • Genetika: Depresi bisa diturunkan dalam keluarga. Misalnya saja, jika salah satu dari kembar identik mengalami depresi, saudara kembarnya mempunyai kemungkinan 70% mengalami depresi.

  • Kepribadian: Orang dengan harga diri rendah, mudah terbebani oleh stres, atau umumnya pesimis tampaknya lebih mungkin mengalami depresi.

  • Faktor lingkungan: Paparan kekerasan, penelantaran, pelecehan atau kemiskinan yang terus-menerus dapat membuat beberapa orang lebih rentan terhadap depresi.

Bagaimana cara mengobati Depresi?

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang dapat diobati. Antara 80% sampai 90% penderita depresi pada akhirnya memberikan respons yang baik terhadap pengobatan. Sebelum melakukan diagnosis atau pengobatan untuk depresi, tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater harus melakukan evaluasi diagnostik menyeluruh, termasuk konseling maupun assessment sehingga tidak terjadi self-diagnosed. 

Untuk menghindari self-diagnosed depresi, ayo daftar konseling dengan psikolog Selalu Ada Harapan melalui bit.ly/pusatkonselingspesialis

Ditulis oleh Elyshianna Suganda, S.Psi

Referensi:

  • https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression

  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression

  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/

Previous
Previous

Ayo, Kenali Grief (Duka) & Tahapannya

Next
Next

Semua Orang Punya Sisi Gelap